Rabu, 14 September 2011

Tangisan Seorang Ibu

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya
kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya
menjawab, "Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak".
"Aku tak mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya
tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu memang tak
akan pernah mengerti...."

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. "Ayah,
mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa
ada sebab yang jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua
wanita memang menangis tanpa ada alasan". Hanya itu
jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan
tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.



Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada
Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali
menangis?"Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,"Saat
Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat
utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh
beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus
cukup nyaman danlembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.


Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan,
dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali
pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari
anaknya itu.


Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap
bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah
putus asa.


Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat
keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah,
tanpa berkeluh kesah.


Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang,
untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun,
dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang
anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.


Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan
inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap
dengan lembut olehnya.


Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya,
melalui masa-masa sulit, dan enjadi pelindung baginya.
Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap
hati dan jantung agar tak terkoyak?


Kuberikan kepadanya
kebijaksanaan, dan kemampuan untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami
yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji
setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar,
saling melengkapi, dan saling menyayangi.


Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat
mencurahkanperasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan
kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia
inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita,
walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata
kehidupan".
Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau
masih hidup


http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10401700

Tidak ada komentar:

Posting Komentar