Jumat, 04 November 2011

Start It Now !

Ada satu cerita tentang guru seni yang melakukan percobaan dalam pemberian nilai kepada dua kelompok muridnya. Cerita ini dapat memotivasi kita untuk berbuat/bergerak/bertindak, tidak menunggu segalanya sempurna, baru memulai.
Guru keramik mengumumkan bahwa ia akan membagi kelasnya menjadi dua kelompok dengan tugas membuat pot.
Kelompok pertama akan diberikan nilai berdasarkan jumlah (kuantitas) pot yang mereka hasilkan. Sedangkan kelompok kedua akan diberikan nilai berdasarkan mutu (kualitas) pot yang mereka hasilkan.
Prosedur penilaiannya sederhana. Di hari terakhir mata pelajarannya, si guru akan membawa timbangan untuk mengukur berat hasil kerja kelompok pertama (kuantitas). Ada beberapa rentang berat yang setara dengan nilai A, B, C, dst.
Adapun kelompok kedua (kualitas) hanya perlu menghasilkan sebuah pot yang terbaik, jika bisa sempurna, untuk mendapatkan nilai A. Jika ada kekurangan maka akan mendapat nilai B atau lebih rendah lagi.
Menjelang akhir mata pelajaran dan waktunya memberikan nilai, didapati kenyataan yang sangat menarik.
Kelompok kuantitas tidak hanya menghasilkan cukup banyak pot tetapi juga mutu terbaik ada di karya mereka.
Ternyata, sementara kelompok kuantitas sibuk bekerja dan terus belajar dari kekeliruan mereka, kelompok kualitas hanya duduk berteori, berdiskusi, dan berdebat tentang apa itu pot yang sempurna, bagaimana cara membuatnya, dll.
Akhirnya, alih-alih bisa menghasilkan pot terbaik, kelompok kualitas malah tidak menghasilkan apa-apa, bahkan mereka belum memulai merealisasikan pot mereka, hanya sibuk berteori.
Tidak perlu dipusingkan siapa anda dan peran apa yang anda mainkan dalam kehidupan ini. Yang terpenting adalah tindakan anda akan menghasilkan buah/akibat. Hasil akan anda peroleh dengan berbuat/bergerak/bertindak.
Banyak langkah hanya mungkin anda lakukan setelah mengambil langkah pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar